1700 Karyawan PT. Hansol Hyun di Rumahkan, Ini Penyebabnya
SUBANG, - Sudah hampir dua bulan terakhir sejak 24 Maret 2017 lalu sebanyak 1.700 karyawan PT. Hansol Hyun yang berada di Kp. Ciela Ds. Wanakerta, Kec. Purwadadi, Subang, dirumahkan tanpa waktu yang tak ditentukan.
Berdasarkan Informasi yang dihimpun, perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 2008 lalu tersebut, dinyatakan bangkrut, sehingga telah menghentikan semua proses produksi karena tidak mampu membayar gaji karyawannya.
Sebelumnya, ketidakjelasan dari pihak perusahaan ini memicu gelombang kemarahan karyawan. Mereka bertolak ke perusahaan meminta hak-hak mereka yang belum tertunaikan.
Namun sudah beberapa hari terakhir ini terlihat, aksi massa dari karyawannnya mulai surut , pasalnya ada pernyataan sikap dari owner PT. Hansol Hyun Mister Kim yang berdalih siap membayar hak-hak semua karyawannya.
Hal tersebut akan dilakukan setelah ada proses take over, dimana semua asset perusahaan dijual kepada investor baru. Belakangan ini beredar informasi, akan ada titik terang mengenai take over itu dipertengan bulan mei 2017 mendatang.
HRD PT. Hansol Hyun Deni Agus saat dimintai keterangan redaksi lampusatu. com Rabu (26/4), membenarkan hal tersebut. Ia mengaku pihak owner sedang menjejaki lobi-lobi dengan investor baru di Jakarta untuk melakukan take over seluruh asset perusahaan.
Mengenai proses take over sendiri kata Agus, meski itu ilakukan hanya oleh big bos, diperkirakan akan menemui hasilnya dalam waktu dekat ini.
"Mohon doanya saja, kami sedang berusaha untuk menjajaki investor baru. Mengenai take over jika tidak ada hambatan secepatnya, paling cepat bulan mei mendatang, " kata Agus.
Ia menegaskan, sesuai aturan perundang-undangan ketenagakerjaan pihaknya tentu akan bertanggung jawab penuh untuk berupaya memberikan semua hak-hak karyawannya.
Hal itu mulai pembayaran gaji, pesangon, dan yang lainnya.
"Bahkan kami saat ini berjuang membantu karyawan untuk merekomendasi ke sejumlah perusahaan lain yang membutuhkan karyawan. Sejauh ini yang menerima adalah PT. Handsome, sedikitnya 400 karyawan diminta oleh mereka. Jadi dari karyawan kita melamar lagi, dan kami bantu agar BPJS mereka aktif lagi, " ungkapnya.
Aguspun menjelaskan, alasan kenapa perusahaan garment tertua di Purwadadi ini bisa mengalami colaps.
Ia mengungkapkan, sebabnya memang banyak, namun diawali adanya audit buyer yang melakukan sidak beberapa kali ke perusahaan. Disana ditemukan, jika perusahaan mulai tidak sehat, mulai dari tunggakan BPJS Ketenagakerjaan selama 8 Bulan sebesar Rp. 2,7 Miliar dan BPJS Kesehatan selama 3 bulan Rp. 630 Juta.
Tak hanya itu, banyak faktor lainnya salah satunya menurunnya permintaan order dari pihak buyyer.
"Dengan begitu perusahaan ini tidak bisa membayar karyawannnya selama dua bulan terakhir," jelasnya.
Perlu diketahui, dari total karyawan 1700 orang sekitar 1500 orang merupakan karyawan tetap sedangkan 200 orang berstatus masih karyawan kontrak.
Ia berpesan, kepada seluruh karyawan agar bisa menunggu kabar dari upaya take over yang akan dilakukan.
"Tetapi, apa yang bisa kami lakukan sambil menunggu take over itu akan kami bantu. Salah satunya merekomendasi keperusahaan lain untuk dipekerjakan sesuai kemampuan yang dimiliki karyawan, " terangnya.
"Intinya saya mohon tunggu sampai perusahaan ini take over . Kami tidak akan lepas tanggung jawab merujuk pada UUD akan berupaya membayarkan hak-hak karyawan, " katanya.
Sementara ditambahkan Asep Ridwan selaku SP Mekanik PT. Hansol Hyun mengungkapkan, jika asal mula bangkrutnya perusahaan
karena ketidakterbukaan Direktur PT Hansol Hyun .
Kemudian masalah setelah pergantian Manajer Produksi asal China Miskim di awal tahun 2016 lalu. Dimana ia berwatak keras, dan hanya berorientasi kepada kuantitas bukan pada kualitas .
Sehingga tidak sedikit hasil produksi malah gagal dan riject sehingga ditolak buyer, kemudian diproduksi ulang yang memakan beban biaya (Cost) produksi yang semakin tinggi.
"Yang dipacu target dari buyyer agar tercapai, tapi kualitas dinomer sekiankan. Ini juga bagian pemicu kebangkrutan PT Hansol Hyun, " kata Asep.
Untuk saat ini kata dia, ia paling vokal untuk melakukan mediasi dengan pemerintah daerah dalam hal ini Disnakertrans Kabupaten Subang.
Terutama berkaitan dengan mengurusi pernyataan pencekalan Owner PT. Hansol Hyun Mr Kim, agar tidak kabur ke negara asalnya. Walaupun kata Asep, beberapa hari lalu owner yang saat ini didampingi satu anaknya berpamitan izin pulang sebentar karena salah satu orang tuanya meninggal dunia.
"Tetapi itu tidak terjadi, tetap dilakukan pencekalan keimigrasian pada owner,"ungkapnya.
Sejauh ini lanjut Asep, yang masih setia beraktivitas mayoritas bagian staff di perusahaan. Meski tidak digaji , sekitar 10 orang termasuk dirinya tetap stand bye berada di perusahaan. Untuk mengurusi sejumlah administrasi dan hal-hal yang bila diperlukan perusahaan seperti takut ada yang pihak luar yang berkunjung.
"Ini sebagai bentuk tanggung jawab kami ke perusahaan. Sambil menunggu take over, kami juga bantu hal-hal yang diperlukan oleh pihak perusahaan, " Pungkasnya.
Bangkrutnya perusahaan ini juga telah berdampak kepada lingkungan setempat. Dimana, telah mati surinya para pelaku UKM dan para pemilik kos-kosan yang mulai ditinggalkan para penghuninya. (Galih Andika)***
Ket. Gambar. Saat HRD PT. Hansol Hyun Deni Agus ditemani sejumlah staffnya masih setia mengurusi sejumlah administrasi, di ruang kerjanya.